UJIAN AKHIR SEMESTER II

Mudah-mudahan ujian kali ini saya memperoleh hasil yang memuaskan.
Amin......

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

6 komentar:

09-004pcp mengatakan...

kok belum ada soal nya bu?????????????

khoirunnisa ade putri mengatakan...

dedek.....
kok belum dapat soal uas?????????

psipddk3sks mengatakan...

(UAS) 1. Putri, pengalamanmu menanggapi komentar saya bahwa saya belum bisa posting komen untuk soal uas-mu, bagaimana? bisakah kamu uraikan berdasarkan teori kognitif?

09-004pcp mengatakan...

Kesal, takut, sedih bercampur baur. Sedih karena sebelum saya membaca pesan dari ibu, saya sudah membuka blog dan saya tidak menemukan adanya postingan soal padahal teman dari nim awal hampir semua sudah mendapatkan soal sehingga saya memikirkan hal yang membuat saya semakin tertekan “memikirkan apakah saya pernah melakukan kesalan, selama ibu mengajar sehingga ibu tidak menyukai saya”. Kesal karena teman yang di maintain bantuan, belum juga memosting komennya padahal hari sudah sore. Takut karena blog masih belum bisa memosting komen, padahal hari sudah malam belum belajar bahan ujian untuk keesokannya. Setelah blog dapat memosting komen senang sekali rasanya, karena saya sudah bisa mendapatkan soal uas. Ternyata dari setiap pengalaman kita mendapat hal baru seperti, seharusnya kita dapat menyelesaikan masalah dengan tenang, sehingga kita dapat memikirkan suatu kal yang dapat menyelesaikan masalah. Memang benar kata pepatah tak ada usaha yang dilakukan dengan sunguh-sungguh yang akan menghasilkan sesuatu yang sia-sia.

Menurut teori perkembangan teori kognitif yang dikembangkan oleh Jean Piaget yang berarati kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dan representasi konsep yang berdasarkan pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini juga berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Skema (struktur kognitif) adalah suatu proses atau cara mengorganisir dan merespon berbagai pengalaman. Dengan kata lain, skema adalah suatu pola sistematis dari tindakan, perilaku,pikiran dan strategi pemacahan masalah yang memberikan suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi berbagai tantangan dan jenis situasi.

Seperti dalam situasi yang saya alami, seharusnya saya dapat berfikir logis. Tetapi, saat itu saya terlalu panik dan ketakutan, sehingga secara tak sadar saya mempersepsikan dengan cepat hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan dan mendorong saya untuk melakukan perilaku yang semakin mempersulit saya seperti, " mengubah settingan blog, yang membuat blog semakin sulit untuk diperbaiki", dan memikirkan hal-hal yang membuat saya semakin kacau, "memikirkan bahwa ibu tidak menyukai saya karena saya pernah melakukan kesalahan". Padahal hal tersebut membuat saya semakin tertekan. Seharusnya saya dapat menenangkan diri saya, karena dengan menenangkan diri saya dapat melakukan dan memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah. Saya dapat mengingat pengalaman teman yang lalu yang sama dengan yang saya alami sekarang. Karena telah mengetahui kerusakan blog saya, saya menjadi termotivasi untuk memperbaikinya. Sehingga saya mendapat soal uas dari ibu, dan menyelesaikannya dengan sebaik mungkin dan memperoleh nilai yang baik pula.

09-004pcp mengatakan...

Mengenai janji ibu untuk “Mendeleveri nilai namun belum terlaksana”. Sebelum ibu menjanjikan hal ini pasti ibu sudah membuat suatu perencanaan, tetapi karena hal-hal yang tidak terduga sehingga mendeliveri nilai tidak jadi terlaksana.

Mengenai hal tersebut saya mengkaitkannya dengan teori “Perencanaan Intruksional”, yang berarti pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran. Sebagai seorang pengajar (guru) sebelum mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya, pengajar (guru) seharusnya telah membuat suatu rancangan tentang bagaimana mereka akan mengajar dan apa yang akan mereka ajarkan. Karena suatu perencanaan yang telah dibuat secara sistematis akan memberikan rasa percaya diri kepada pengajar (guru), membantu pengajar (guru) untuk memasukkan topik-topik yang amat penting dalam pengajarannya, memaksimalkan waktu dalam pengajaran, dan perencanaan tersebut merupakan aspek penting untuk menjadi guru yang kompeten ( buku Santrock, hal 463 dst ).

Seperti halnya ibu sebangai dosen pengajar psikologi pendidikan sebelum mengajarkan sesutu kepada kami, pastinya ibu sudah membentuk sesuatu perencanaan yang sistematis. Seperti, menyusun kerangka waktu, dan dalam penyusunan kerangka waktu tersebut seorang pengajar (guru) membutuhkan pengetahuan tentang :

• Apa yang perlu dilakukan dalam pengajaran
1. Menentukan tujuan instruksional (Apa yang harus dicapia)
2. Merencanakan kegiatan (Apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan)
3. Menentukan prioritas (Tugas man yang lebih penting)
• Waktu untuk melakukannya
1. Membuat estimasi waktu (Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan)
2. Membuat jadwal (Kapan kegiatan akan dilakukan)
3. Fleksibel (Bagaiman akan menagani situasi yang tak terduga)

Walaupun perencanaan tersebut telah disusun sesistematis mungkin, pastilah ada kendala-kendala yang tak terduga yang membuat rencana tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. Seperti, tidak jadinya ibu mendeliveri nilai, mungkin hal itu terjadi karena kesibukan ibu diluar mengajar psikologi pendidikan (terjadi diluar prediksi), mungkin juga terjadi karena masalah-masalah teknis pada blog mahasiswa yang tidak dapat memosting komen. Kendala-kendala kecil pun memungkinkan perencanaan yang dilakukan menjadi gagal terlaksana

psipddk3sks mengatakan...

Putri, ulasan yang baik. Skor UAS ini 80 ya.

Posting Komentar